Monday, February 20, 2012

Cara Tahu Anak Kena Asma atau Tidak


img

Vera Farah Bararah - detikHealth
Jakarta, Tak semua orangtua mampu mengenali penyakit asma yang diderita oleh anaknya, padahal deteksi secara dini bisa mencegah terjadinya serangan. Lalu apa yang harus diwaspadai orangtua mengenai asma pada anak?

Serangan asma yang dialami oleh anak-anak tidak selalu disertai dengan sesak napas dan mengi seperti pada orang dewasa. Serangan asma pertama kali pada anak bisa saja ringan tapi dapat juga fatal yang memerlukan perawatan medis.

Tanda pertama yang sering muncul jika anak memiliki asma adalah batuk yang sering datang dan pergi atau berulang setiap beberapa minggu dan kadang sesekali disertai juga dengan mengi, seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Senin (20/2/2012).

Para ahli menuturkan hal ini sering kali lebih buruk terjadi saat malam hari dan bisa membuat anak sulit untuk bernapas dan mengganggu waktu tidurnya. Tapi gejala ini seringkali diabaikan, padahal batuk yang sering terjadi ada kemungkinan gejala awal asma.

Biasanya orangtua baru menganggap sesuatu serius jika anak sudah mengatakan bahwa ia sulit bernapas atau orangtua mendengar suara mengi. Jika muncul keluhan ini sebaiknya segera berikan pengobatan, karena serangan asma yang muncul bisa membuat anak menderita. Untuk itu orangtua harus mencegahnya agar tidak terjadi.

Jika dalam keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit asma, alergi, eksim atau hayfever, maka anak-anak ini lebih mungkin atau berisiko memiliki asma dibanding keluarga yang tidak punya riwayat tersebut.

Selain itu anak bisa lebih rentan kena asma jika di dalam rumah ada perokok, lahir prematur atau mengalami infeksi saat anak-anak seperti bronchiolitis dengan campak, batuk rejan atau cacar air.

Setelah anak didiagnosis asma, diperlukan kewaspadaan terus menerus dan tak ada salahnya memeriksa berapa banyak udara saat anak bernapas dalam satuan liter per menit. Skor yang rendah berarti saluran udaranya meradang dan menyempit.

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak asma seperti menggunakan obat inhaler atau obat pencegah untuk menghentikan serangan asma, serta bisa juga menghindari pemicu serangan asma.

Asma merupakan penyakit kronik (menahun) pada bronkus (saluran napas bawah), dengan gejala yang timbul berulang secara akut (mendadak) dan terjadi berulang-ulang. Asma juga merupakan salah satu penyakit turunan dan diketahui bahwa faktor ibu lebih kuat untuk menurunkan asma pada anak.

ASMA

Deskripsi

Asma berasal dari bahasa Yunani, "asthma". Artinya “sukar bernapas.” Banyak kasus-kasus penyakit asma di masyarakat yang tidak terdiagnosis, yang sudah terdiagnosis pun belum tentu mendapatkan pengobatan secara baik. Belum lagi masalah biaya pengobatan, absennya dari sekolah atau kerja, gangguan aktivitas sosial serta pengaruh sakitnya terhadap orang-orang yang berhubungan dengan penderita penyakit asma.

Asma merupakan penyakit keturunan. Jika orangtua anak mengidap asma, kemungkinan anaknya akan mengalami hal serupa. Penyakit ini berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Penyakit ini bisa  menyerang semua organ dan fungsi tubuh tanpa terkecuali. Disamping itu banyak permasalahan kesehatan lain yang menyertai berupa gangguan organ tubuh lain, gangguan perilaku dan permasalahan kesehatan lainnya.

Penyebab

Penyakit asma memiliki banyak faktor penyebab, yang paling sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu rumah dengan tungkunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain.

Gejala

Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas.

Pengobatan

Penyakit asma tidak dapat disembuhkan dan obat-obatan yang ada saat ini hanya berfungsi menghilangkan gejala. Namun, dengan mengontrol penyakit asma, penderita penyakit asma bisa bebas dari gejala penyakit asma yang mengganggu sehingga dapat menjalani aktivitas hidup sehari-hari.

No comments:

Post a Comment