Saturday, February 11, 2012

Terapi PLI untuk Pasangan yang Susah Punya Anak


img 

Merry Wahyuningsih - detikHealth

Jakarta, Ada berbagai faktor yang menyebabkan pasangan suami istri kesulitan memiliki keturunan, salah satunya karena sang istri memiliki antibodi sperma yang berlebihan. Untuk kasus ini, terapi PLI (Paternal Leukocyte Immunization) bisa menjadi pilihan untuk cepat memiliki momongan.

PLI (Paternal Leukocyte Immunization) atau dikenal juga dengan Imunisasi Leukosit Suami (ILS) merupakan terapi yang diberikan untuk menurunkan antibodi sperma pada wanita yang memiliki antibodi sperma suami yang berlebihan.

Antibodi sperma yang berlebihan menyulitkan sperma untuk sampai ke sel telur karena selalu ditolak dan menjadi tidak berfungsi, sehingga tidak memungkinkan terjadinya pembuahan dan kehamilan.

Setiap wanita yang sudah pernah terpapar sperma memang memiliki antibodi terhadap sperma suaminya, namun pada beberapa wanita antibodi tersebut bereaksi secara berlebihan.

"Penyebabnya sama dengan orang yang alergi, masing-masing orang memiliki respons yang berbeda, tergantung individunya. Wanita dengan antibodi sperma tinggi akan memberikan reaksi berlebihan pada protein pada sperma, sehingga sperma ditolak dan menjadi tidak berfungsi," jelas Dr Indra G Mansur,DHES, Sp.And dari Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah, Pondok Kelapa, Jakarta, saat dihubungi detikHealth, Kamis (22/12/2011).

Terapi PLI diberikan dengan menyuntikkan sel darah putih suami ke bawah kulit istri. Ini bertujuan untuk menurunkan antibodi sperma istri sehingga bisa ditoleransi oleh tubuh dan memungkinkan terjadinya pembuahan.

Pemberian terapi minimal 3 kali dengan jarak 3 minggu. Serum yang berisi sel darah putih suami akan disuntikkan di bagian bawah kulit ibu. Setelah terapi, pasien disarankan untuk melakukan penilaian ulang uji imunoandrologi. Bila hasilnya telah mencapai batas normal maka tidak perlu dilakukan terapi kembali. Jika belum, dapat dilakukan terapi ulangan hingga mencapai batas normal.

Menurut Dr Indra, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan pasangan suami istri untuk dapat melakukan terapi PLI, yaitu:

  1. Antibodi sperma istri menunjukkan hasil yang berlebihan
  2. Suami dalam keadaan sehat, yaitu hal tes darah menunjukkan bahwa suami bebas dari penyakit menular seperti HIV, hepatitis dan lainnya.
  3. Bagi istri yang memiliki riwayat alergi apapun (misal alergi makanan laut), maka pada saat terapi alerginya tidak dalam keadaan kambuh. Bila terapi dilakukan pada saat alergi sedang kambuh maka dapat menimbulkan reaksi yang berlebihan.

"Peluang keberhasilan penurunan antibodi hingga 95 persen, tapi untuk peluang kehamilan tergantung kondisi tubuh masing-masing. Untuk hamil kan ada banyak faktor, kalau memang yang menyulitkan hamil karena antibodinya tinggi maka bisa segera hamil ketika antibodi spermanya diturunkan," lanjut Dr Indra yang juga praktik di Klinik Sam Marie, Kebayoran Baru Jakarta.

Sebelum ada terapi PLI, Dr Indra menyampaikan ada 2 cara yang biasanya dilakukan untuk membuat pasangan dengan antibodi sperma berlebihan bisa hamil, yaitu dengan penggunaan kondom dan obat imunosupressor.

Dengan menggunakan kondom artinya membiarkan antibodi sperma turun dengan sendirinya, dengan membatasi paparan sperma. Namun cara ini harus memakan waktu lama, sekitar 6 hingga 1 tahun. Belum lagi bila sang istri sering makan makanan yang mengandung protein pemicu alergi. Hal ini akan membuat antibodi semakin lama mengalami penurunan.

Cara lain dengan menggunakan obat imunosupressor. Sayangnya dengan menggunakan obat ini semua antibodi di dalam tubuh ikut diturunkan, tidak hanya antibodi sperma. Akibatnya, sang istri akan sering mengalami sakit, bahkan juga mempengaruhi sumsum tulang belakang yang menyebabkan lambatnya peremajaan darah, memicu osteoporosis, risiko penyakit diabetes, dan lainnya.

"Nah, belakangan saya mendapatkan bahwa dengan imunisasi darah putih suami bisa menurunkan antibodi sperma saja, antibodi yang lain tidak ikut turun. Jadi bukan supresi (ditekan) tapi toleransi. PLI membuat toleransi terhadap sperma lebih bagus," jelas Dr Indra.

Menurut Dr Indra, istri yang memiliki antibodi sperma berlebihan juga akan sulit memiliki keturunan dengan jalan bayi tabung. Karena antibodi tidak hanya akan menolak sperma, tetapi juga menolak janin hasil pembuahan dari sperma tersebut.

"Jika pun berhasil terjadi pembuahan dengan jalan bayi tabung, maka persentase sedikit untuk membuat kehamilan terus berlanjut. Akhirnya juga bisa menyebabkan keguguran berulang. Karena walaupun sudah dipaksakan terjadi pembuahan, tubuh si istri tetap resisten," jelas Dr Indra yang juga berpraktik di Klinik Budhi Jaya, Tebet.

Wanita dengan riwayat keluarga memiliki antibodi sperma berlebihan punya risiko lebih besar mengalami hal serupa. Riwayat alergi makanan atau kondisi tertentu pun juga meningkatkan risiko wanita memiliki antibodi sperma berlebihan.

Menurut Dr Indra, hingga saat ini terapi PLI hanya tersedia di Jakarta, antara lain di Klinik Imunologi & Kesehatan Reproduksi Sayyidah Pondok Kelapa, Klinik Sam Marie Kebayoran Baru dan Pondok Bambu, Klinik Budhi Jaya Tebet, RS Permata Cibubur.

No comments:

Post a Comment